Teater Obor mengadakan pelatihan Teater setiap Minggunya di Gedung NU Tegalsambi guna mempersiapkan program kerja PR. IPNU IPPNU desa Tegalsambi yakni Gebyar Dirgahayu Republik Indonesia Ke_70. Agenda tersebut akan diisi Rekan/ita dari Teater Obor meliputi Teater Kemerdekaan, Tari Kridha Jati (Tari asli Jepara), Musik Akustik, dan Puisi.
"Walaupun tanpa pembina teater, Teater Obor harus tetap jalan" ujar Afyuddin Hafiz (Lurah Teater Obor). Pembina Teater Obor beliau bapak Didik Pas yang saat ini kembali ke tanah kelahirannya Tuban masih setia membimbing dan mensupport dari Tuban. Motivasi dari beliaulah yang sampai saat ini masih membara di hati Kader-kader NU Tegalsambi.
Pelatihan teater tersebut meliputi olah rasa atau jiwa, gerak fisik, serta
diskusi bersama. Setiap peserta pelatihan akan mendapatkan pegajaran dan pengalaman
yang baru dalam pelatihan dan bisa bertanya langsung kepada pelatih. Pelatih
yang mengisi pun akan selalu berbeda di tiap pelatihannya. Peserta bisa sharing apa saja yang ingin dibagikan.
“Saya harap pelatihan ini akan terus memberikan pengetahuan yang baru
mengenai keaktoran dan teater dan bisa mendekatkan hubungan emosional antar anggota di PR. IPNU IPPNU Tegalsambi. Siapa pun yang berminat bisa bergabung
bersama kami,” ujar Arif Rohman (Ketua IPNU).
Rabu, 17 Juni 2015
IPNU dan IPPNU Tegalsambi Suguhkan Pagelaran Seni Teater Saat Opening Upacara Tradisional Perang Obor
Pagelaran
Teater merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan jiwa kreativitas dan
solidaritas remaja. Melalui kegiatan ini, remaja dilatih untuk berkreasi dan
bekerjasama. Secara tidak langsung, kegiatan ini diharapkan pula dapat
meningkatkan kepedulian remaja pada situasi zaman, mengiventarisasi persoalan,
dan mencari jalan pemecahan secara arif dan tepat.
Pengadaan Sanggar
seni Teater Obor merupakan salah satu bentuk perhatian PR. IPNU-IPPNU
Tegalsambi sebagai salah satu upaya menumbuhkan jiwa kreativitas dan
solidaritas remaja, serta menghidupkan seni teater di desa Tegalsambi. Proses
kreatif ini membutuhkan sebuah bentuk
kerjasama yang saling berkaitan dan membutuhkan pula kesadaran dan rasa
tanggungjawab sebagai komitmen yang diputuskan dalam sebuah kerja kolektif yang
kompak.
Untuk memeriahkan malam puncak pesta rakyat
Sedekah bumi yakni Tradisi Perang Obor, kader-kader Nahdlatul Ulama yang terorganisir dalam Teater Obor mengadakan
sebuah Pagelaran Teater Budaya. Teater ini berjudul “Asal-usul Perang Obor” dan
”Entit dan Ragil Kuning” .(Arif Rohman)
Senin, 15 Juni 2015
Untuk yang Berjiwa Muda
Mohon
maaf, bagian yang satu ini husus untuk orang muda, ya sudah, lewatkan saja
bagian ini. Tetapi siapapun yang berjiwa muda, tidak harus usianya betul-betul
muda, yang berani mengambil cara-cara gila yang akan menjadikannya sukses
semudah mungkin, silahkan melanjutkan membaca...
Kita sering bertemu dengan teman-teman yang dihinggapi
penyakit “Andi Lau” (antara dilema dan galau). Pasalnya, impian-impian dimasa
muda mereka tidak kesampaian. Tumbang sebelum berkembang. Bukan apa-apa, karena
mereka hanya sekedar ingin dan ingin. Tetapi tidak menemukan purpose of life.
Tentang tujuan dan kebermaknaan hidup yang tertinggi; untuk apa kita ada,
peran apa yang kita mainkan di dunia ini, apa warisan yang kita tinggalkan
untuk hidup dan kehidupan setelah waktu kita di dunia habis. Coba tanyakan pada
diri anda sendiri:
”Seandainya Allah
SWT mengizinkan saya mencapai apapun yang saya inginkan, apa yang saya putuskan
untuk saya capai dalam hidup saya?
Apa yang ingin saya lakukan ?
Apa yang ingin saya miliki ?
Saya ingin menjadi seperti apa ?
Bagaimana saya akan menjalani hidup saya ?
Lingkungan seperti apa yang saya inginkan ?
Orang seperti apa yang saya inginkan ada di sekeliling saya ?”
Ingatlah bahwa masa muda hanya
sesaat dan cepat berlalu. Tak ubahnya pancaran sinar kilat yang sekejap hilang,
atau seperti awan di musim kemarau yang lenyap karena sorotan mentari. Masa
muda akan menjadi pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab di akhirat kelak,
untuk apa usia muda engkau habiskan?
Mumpung darah muda masih
mengalir deras, manfaatkan itu terutama untuk hal-hal yang luar biasa. Asalkan
legal dan halal. Terkadang orang tua berfikir, beliau bisa mengatur masa depan
anaknya dengan pengalaman masa lalunya. Kalau ini terjadi, maka tetap dengarkanlah,
walaupun di luar anda melakukan yang menurut anda baik. Bukan mengajarkan
pelanggaran, tetapi sekolah kita sudah lain, situasi dan kondisi sudah lain,
dan tantangan kita sudah lain. Kalaupun nantinya orang lain memaki anda sinting
tetaplah bersikap rendah hati.
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha
Penyayang itu (ialah)orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apa bila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
yang baik. (Qs. Al-Furqan: 63)
Tidak perlu anda ambil pusing.
Biarkan saja anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Jangankan anda, Nabi
pun pernah dimaki-maki gila oleh umat dizamannya. Mereka mengatakan, innaka
majnun –sesungguhnya Engkau (Muhammad)benar-benar orang yang gila (QS.
Al-Hijr: 6).
Bukankah Lebih dari 2000 tahun
yang silam, filusof Aristoteles telah berkata: ”Kejeniusan hampir selalu
digelayuti dengan kesintingan!”. Bakan ilmuan Albert Einstein berkata: ”Hidup
kekurang-wajaran! Ketahuilah, kekurang-wajaran adalah malaikat pembimbing saya
di muka bumi ini!”. Bukankah sesepuh Intel, Andrew Grove, telah berseru, ”Only
paranoid survives!” maksudnya hanya yang gila yang bertahan.
Pastinya, kesintingan yang
dimaksud disini adalah pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan kreatif yang
pelampauhi nalar dan keberanian orang rata-rata. Tidak ada orang normal yang
membuat sejarah. Malah sebenarnya, sejarah penuh contoh orang-orang yang
melawan pemikiran kolektif. Misal saja, Negri ini mengalami percepatan
proklamasi kemerdekaan, itu juga karena desakan orang-orang muda yang nekat.
Belum lagi momentum sumpah pemuda.
Memang lebih mudah untuk tidak
melakukan apa-apa, untuk mempertahankan status Quo, paling tidak dalam jangka
pendek. Orang-orang yang menolak perubahan itu dihinggapi ketakutan pada
sesuatu yang tidak mereka mengerti. Meskipun status quo terasa nyaman untuk
saat ini, tetapi itu akan mendatangkan penyesalan untuk jangka panjang. Status
quo mendatangkan kematian.
Hidup adalah tenang petualangan
gagah berani, atau tidak sama sekali. –Helen Keler
Kebanyakan orang meninggalkan
hidup ini dengan nyeri terbesar yang dialami seorang manusia yakni penyesalan.
Ketika memandang kembali seluruh hidup mereka, mereka berkata, waktu sudah
terlambat. Orang terlanjur tua adalah orang yang bermain-main dalam hidupnya,
tahu-tahu sadar bahwa waktu main-main sudah habis.
Hidup adalah anugerah. menjadi
sukses di usia muda adalah anugerah terindah.
Jadilah anak muda yang selalu
memberikan nilai tambah bagi orang lain dan lingkungan dalam keadaan dan
kesempatan apapun. Seseorang itu naik pangkat karena diangkat, maka pantaskan
diri anda untuk diangkat. Anda harus kelihatan dulu. Jadi, orang yang mempunyai
cita-cita besar, harus dilihat juga oleh orang besar. Kalau tidak berada
dilingkungan orang-orang besar, usahakan dilihat oleh orang kecil yang
jumlahnya besar.
Hal-hal baik datang kepada yang
sabar menunggu dan setia pada proses, tetapi tidak menunggu terlalu lama. Maka
jemput dan lakukan sesuatu, right now!. Janganlah mengutuk pada
kegelapan. Bersegeralah cari lilin, dan nyalakan!.
So..mulai sekarang niatkan
langkah kita sebagai ibadah untuk mencapai kemuliaan kelak. Untuk anda yang
belajar jangan hanya untuk mendapatkan ijazah, atau niat kuliah hanya untuk
mendapatkan gelar sarjana. Bagi yang selama ini niat berorganisasi adalah
karena ingin mencari teman atau kekasih, mulai sekarang harus dirubah cara
pandangnya dalam melangkah. Niatkan untuk mengabdikan dan mencurahkan kemampuan
kita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Langganan:
Postingan (Atom)