Social Icons

Jumat, 04 Desember 2015

Penyuluhan KRR dan Peringatan World HIV AIDS Day 2015


Jepara, Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) desa Tegalsambi menggelar Seminar dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dalam rangka memperingati hari HIV AIDS se dunia, bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di Gedung Nahdlatul Ulama Desa Tegalsambi,

Selasa 01 Desember 2015. Acara yang dibuka oleh Kepala Desa Tegalsambi ini dihadiri antara lain BPPKB Jepara, Pembina IPNU IPPNU Tegalsambi, PKK, perwakilan IPNU IPPNU ranting se Kecamatan Tahunan dan remaja se desa Tegalsambi.

 Arif Rohman, Ketua IPNU desa Tegalsambi, mengatakan selama ini banyak remaja yang tidak memahami permasalahan kesehatan reproduksi. Kekurang pahaman remaja terhadap permasalahan ini bisa membawa pengaruh buruk bagi kesehatan masyarakat pada umumnya. Kesadaran ini, katanya, akan memberi pegangan dan bekal kepada para remaja putra dan putri untuk peduli pada kesehatan mereka dan tidak mudah terpengaruh untuk melakukan aktivitas budaya seks bebas dan seks pranikah.

 Senada dengan Arif, BPPKB Jepara Kiswanti mengatakan, Dengan sosialisasi seperti ini, akan tumbuh kesadaran untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan. Semua berharap agar masyarakat terutama kaum remaja menjaga kesehatan reproduksi mereka dan untuk tidak menikah di usia dini. "Menikah usia dini banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya." Kata Kiswanti.

Minggu, 18 Oktober 2015

PAWAI OBOR TEMPUH 5 KM


Jepara, Dalam rangka merayakan Tahun Baru Islam 1437 H, Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) desa Tegalsambi menyelenggarakan Pawai Oncor dan Shalawat mengelilingi desa Tegalsambi. 

Semarak tahun baru ini diikuti ± 700 peserta dari berbagai kalangan seperti pelajar, santri, dan seluruh lapisan masyarakat. Tak kurang 300 Doorprize disiapkan untuk acara tersebut. ”Acara ini sebagai wadah pemersatu umat dan juga sebagai pembangkit kearifan budaya Lokal” ungkap Ketua IPNU (Arif Rohman). 

 Pawai Oncor dan Shalawat diawali dengan pembacaan Do’a akhir tahun dan Awal tahun yang dipimpin Rais Syuriah Nahdlatul ulama desa Tegalsambi KH. Amin Suhli di Halaman Madrasah diniyyah Awaliyah al-Ikhlas. ”Kami Berharap anak-anak memahami makna tahun baru Hijriyah ini. Marilah kita berhijrah dengan berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqunal Khairat) dan meninggalkan kebiasaan buruk yang mungkin kita lakukan di Tahun Lalu” pesan Kyai Amin. 

 Kepala Desa H. Agus Santoso, SE. menyatakan mendukung Pawai Oncor dan Shalawat ini serta berharap kegiatan rutin yang baik ini dapat dilestarikan. ”Mudah-mudahan tahun depan amal ibadah kita lebih baik dari tahun yang lalu” ujar Agus. 

 ”Acara yang tidak hanya ceremonial tanpa makna belaka tapi acara ini mengandung filosofi yakni oncor (obor) yang menyala mempunyai makna harapan di tahun depan lebih terang / lebih baik dari tahun lalu dan sebagai sarana tolak balak di desa Tegalsambi” imbuh Arif. (Rohman)

Sabtu, 19 September 2015

GEBYAR HUT RI KE 70



Jepara,
Berbagai acara Pagelaran dan Budaya yang digelar oleh pemuda dan pemudi desa Tegalsambi yang tergabung dalam PR. IPNU IPPNU Tegalsambi, pada acara malam puncak peringatan HUT RI ke 70. Acara tersebut digelar di perempatan desa Tegalsambi (18/8/2015).

Suasana meriah dan penuh semngat penonton dan para pemuda pada saat membuka acara tersebut,  lagu-lagu kebangsaan dan kritik sosial dikumandangan oleh musisi dari pemuda-pemudi desa Tegalsambi. Acara tersebut berisi Penerimaan Hadiah, Musik Akustik, Do’a Untuk Para Pahlawan, Tari Budaya, Pementasan Teater Kemerdekaan, Puisi, dan Seni Beladiri Pencak Silat.  Sebelum malam Pagelaran Seni dan Budaya  juga digelar berbagai kegiatan seperti kegiatan lomba-lomba tingkat SD/MI dan TK/RA se desa Tegalsambi (17/8/2015).

Menurut Pinto ketua kesenian ketoprak Jepara, saat ditemui dirumahnya mengatakan ”Untuk se kelas pemuda desa berani dan bisa membuat Kegiatan Pagelaran Seni dan Budaya itu sangatlah Luar biasa” Ujarnya.

Selanjutnya Pinto Menuturkan, Kegiatan yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi desa Tegalsambi, merupakan kegiatan yang harus didukung dan diberikan apresiasi, Karna tidak banyak Pemuda yang mau nguri-nguri (melestarikan) budayanya dan lupa jati diri bangsanya.

”Kepala desa Tegalsambi mengucapkan Selamat atas suksesnya progam kerja PR. IPNU IPPNU Tegalsambi dan memberikan usulan untuk progam kerja kedepan untuk membuat acara Festival Tari Budaya Se Kecamatan Tahunan , saat ditemui di Balai desa ujar Arif Rohman (Ketua IPNU).

KEBERSAMAAN DALAM ORGANISASI

Kata "Kebersamaan" terasa begitu familiar di telinga kita, khususnya bagi mereka yg tergabung dlm sebuah organisasi. Tapi terkadang individu di dlm organisasi tsb tdk tahu ato bahkn melalaikan arti makna dari kebersamaan. Mengapa rasa kebersamaan begitu penting dlm sebuah organisasi? Kata "Kebersamaan" memiliki makna sebuah ikatan yg trbentuk krn rasa kekeluargaan/persaudaraan, lebih dari sekedar bekerja sama ato hub. profesional biasa.
Kebersamaan memiliki 4 unsur yg harus diciptakan dan dijaga oleh setiap individu yg tergabung didlmnya:
1. Sehati & Sepikir (Satu Visi)
Dlm sebuah organisasi akan terdpt bnyk orang yg memiliki pendapat berbeda. Satu kepala satu ide, seribu kepala seribu ide. Namun jika ingin membuat organisasi kita kuat dan solid, maka selayaknya kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Tinggalkan perbedaan dan galang persamaan, akan mengantar organisasi kita dpt berjalan dg lancar.
2. Tidak Egois
Sudah bukan rahasia lagi jika manusia itu adl "makhluk egois". Apapn yg tdk memiliki nilai tambah buat dirinya, kebanyakan tdk akan ada partisipasi yg dikeluarkan, bahkan dianggap tdk penting. Jika sifat ini ada dlm sebuah organisasi, bisa dipastikan organisasi tsb hanya punya program tapi tdk ada kegiatan. Tdk ada yg mempelopori, krn semua menganggap apa yg mereka lakukan tdk ada imbal baliknya. Jika ingin memiliki organisasi yang solid, maka kita mulai utk belajar menurunkan Ego demi kepentingan bersama.
3. Kerendahan Hati
Organisasi akan memiliki anggota yg hegemoni (campuran). Terkadang ada sebagian anggota yg terlibat tdk memiliki keahlian dan pengalaman khusus, modal mereka hanya sekedar kerelaan demi memberikan sumbangsih. Maka selayaknya anggota yg memiliki usia lebih tua, pengalaman lebih matang, keahlian lebih tinggi, kondisi finansial lebih beruntung, utk menekan rasa sombong dlm diri dan rela bekerja sama (sambil menuntun) dg anggota lainnya. Kerendahan hati akan menghindarkan kita dari rasa benci, iri hati dan timbulnya kelompok yang terkotak-kotak.
4. Kerelaan Berkorban.
Setiap individu dlm sebuah organisasi, akan memiliki sumbangsih yg bisa berbeda-beda. Ada yg menyumbangkan dana, pikiran, fasilitas, tenaga ato waktu. yg punya finansial lebih menyumbangkan dana utk transportasi dan konsumsi, sementara yg memiliki waktu menyumbangkan tenaga dan waktunya utk melaksanakan tugas. Perbedaan sumbangsih jgn sampai membuat gesekan negatif yg bisa berdampak pada perpecahan. Jika ingin bekerja bersama-sama, maka siapkan kerelaan utk mau berkorban dan jgn pernah itung-itungan.
Jika setiap individu dlm sebuah organisasi memahami dan terus belajar utk memenuhi 4 unsur diatas, maka lambat laun organisasi yang dikembangkan akan menjadi semakin kuat dan solid di kemudian hari. Kesadaran diri untuk menjadi insan yang lebih baik dan terus bertumbuh, akan sangat membantu proses perubahan diri.

Masihkah Unggah-Ungguh Diunggah

Lunturnya unggah-ungguh mempunyai korelasi dengan perkembangan zaman dan teknologi, ,mengapa hal ini bias terjadi?. Masihkah unggah-ungguh terpelihara ditengah masyarakat modern ini? Apakah kita harus menjauhi kemajuan zaman yang modern ini agar kehidupan remaja kita bisa seperti dulu lagi?.
Kita selaku orang yang beragama masih mengedepankan unggah-ungguh, sementara kita sebagai orang Jawa mempunyai budaya yang saling mengahargai dan menyayangi kepada sesama serta menghormati kepada yang lebih tua. Ini dimanifestasikan dalam budaya Jawa terdapat tata krama dengan ucapan melalui Bahasa Jawa, dengan Bahasa Jawa itulah yang akan menuntun  anak-anak mengerti akan sebuah unggah-ungguh.
Dari waktu ke waktu unggah-ungguh ini mengalami degradasi. Bayangkan saja remaja zaman sekarang memiliki tutur kata dan perilaku yang sangat berbeda dengan zaman dahulu. Pelajaran Bahasa Jawa erat kaitannya dengan unggah-ungguh, karena Bahasa Jawa terdiri atas beberapa tingkatan, artinya dalam berkomunikasi harus memperhatikan tingkatan orang yang diajak bicara. Sekarang pelajaran Bahasa Jawa yang ada di sekolah-sekolah hanya sebagai formalitas, dengan adanya rencana pengahapusan mata pelajaran ini erat kaitannya dengan tata krama peserta didik, masih ada mata pelajaran Bahasa Jawa saja banyak yang tidak bisa  boso. Apalagi nanti kalau dihapuskan???. Dalam pengaplikasiannya anak-anak tetap saja menggunakan Bahasa Jawa ngoko.
Ketidak mampuan menggunakan  bahasa jawa dengan baik, menjadi salah satu faktor penyebab ditinggalkannya nilai-nilai tata krama. Kalau benar-benar setiap individu pengguna bahasa yang bertata krama konsekuen antara yang diucapkan dengan yang dilakukan, tentu akan berimbas pada tingkah laku di masyarakat.
Dahulu ketika orang tua memarahi anaknya, sang putra takut mengajukan keberatan, menatap orang tua pun dianggap keterlaluan. Dahulu cara berpakaian yang sopan adalah memperlihatkan wajah, tangan, dan kaki. Sekarang hal itu dianggap mengahambat gerakan, tidak efisien dan kuno. Dahulu kalau pria dan wanita remaja yang kedapatan jalan berduaan langsung diprotes, sekarang kalau seorang wanita berjalan sendirian dibilang kesepian, pria berjalan sendirian dibilang ketinggalan.
Kurang berhasilnya pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan untuk menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai kesopanan kepada para peserta didik sehingga banyak pelajar yang menyimpang dari garis kaidah dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Program ini belum dikatakan berhasil untuk mengatasi problematika pelajar yang masih bisa disebut jiwa-jiwa labil ini. Banyak dari mereka mengekspresikan jati diri mereka dengan berbagai tindakan negatif seperti tawuran antar pelajar, bergabung bahkan membuat geng montor yang urak-urakan sehingga menimbulkan keresahan tidak hanya dari keluarga mereka tapi lingkungan masyarakat luas. Kata ”maaf, permisi, dan terima kasih” adalah beberapa kata yang tidaklah susah untuk dihafal, namun kenyataannya tidaklah banyak anak sekarang yang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menganggap bahwa hal itu tidak penting sehingga mereka sungkan untuk mengucapkan kata-kata kecil itu. Beberapa penyebab dari semua masalah ini adalah:
Dengan adanya teknologi yang sangat mudah diakses dan transparan tanpa batas, membuat anak-anak zaman sekarang meninggalkan atau bahkan lupa bagaimana cara bertutur kata dan bertingkah laku sopan terhadap orang yang lebih tua. Ilmu teknologi itu sendiri bisa bermanfaat dan bisa jadi madharat.  Kalu kita mendownload sesuatu yang tidak baik berarti kita sudah ikut menginvestasi kemaksiatan. Kemajuan Globalisasi yang sudah seperti ini, kalau dulu kita mencari maksiat, sekarang kita yang dicari maksiat.
Perlu diketahui bersama bahwa unggah-ungguh  sendiri warisan dari budaya jawa, maka kita sebagai orang jawa yang baik kita harus menjaga budaya agar tidak terkikis oleh kemajuan zaman yang di sisi lain semakin mencekam.Namun dalam praktiknya banyak remaja yang tidak mempedulikan hal semacam itu, ia lebih mengikuti trend atau gaya masyarakat perkotaan dan mengabaikan kebiasaan nenek moyang yang dulu melekat pada diri masyarakat Jawa. Mereka merasa malu  dan tidak mengikuti  trend masa kini kalau kini masih menggunakan Bahasa Jawa.
Sebagai mahasiswa yang baik hendaknya kita mempertahannkan unggah-ungguh orang jawa dalam berbicara, dan kita bisa mempraktikkannya kepada orang tua kita atau dosen-dosen bahkan kepada teman-teman kita. Tanpa kita sadari ternyata banyak kesalahan yang kita lakukan atau ucapan kepada orang yang lebih tua, misalnya ketika kita mendengarkan orang lain berbicara malah kita memotong pembicaraan tersebut, atau ketika dosen menjelaskan materi perkuliahan kita malah enak-enak ngantuk seolah-olah beliau sedang mendongeng. Dengan kita mempertahankan nilai-nilai Jawa yakni Unggah-ungguh maka kita akan menumbuhkan sifat tawadhu’ dalam diri kita. Seperti dalil:
من تواضع رفعه الله و من تكبر وضعه الله
Jika kita tawadhu’ maka Allah akan mengangkat derajat kita, dan jika kita takabur kita akan dijatuhkan oleh-Nya.
Perkembangan zaman tidak dapat dihindari, kemajuan teknologi tidak dapat dibendung namun kita sebagai Mahasiswa yang hidup di masa modern ini harus pandai membuat filter.Hindari pergaulan yang tidak baik karena pergaulan sangat kuat dalam pembentukan watak seseorang. ”Kumpul apik dadi apik, kumpul ala dadi ala”. Jangan sia-siakan umur kita pada hari ini, memang benar kita hari ini menjadi pemuda, tapi esok kita akan menjadi orang tua yang akan memimpin dan mendidik generasi yang akan datang. Semoga kita menjadi orang yang sholih-sholihah yang berakhlakul karimah. Amin.

Rabu, 17 Juni 2015

Teater Obor Tegalsambi Gelar Pelatihan

      Teater Obor mengadakan pelatihan Teater setiap Minggunya di Gedung NU Tegalsambi guna mempersiapkan program kerja PR. IPNU IPPNU desa Tegalsambi yakni Gebyar Dirgahayu Republik Indonesia Ke_70. Agenda tersebut akan diisi Rekan/ita dari Teater Obor meliputi Teater Kemerdekaan, Tari Kridha Jati (Tari asli Jepara), Musik Akustik, dan Puisi.
      "Walaupun tanpa pembina teater, Teater Obor harus tetap jalan" ujar Afyuddin Hafiz (Lurah Teater Obor). Pembina Teater Obor beliau bapak Didik Pas yang saat ini kembali ke tanah kelahirannya Tuban masih setia membimbing dan mensupport dari Tuban. Motivasi dari beliaulah yang sampai saat ini masih membara di hati Kader-kader NU Tegalsambi.
      Pelatihan teater tersebut meliputi olah rasa atau jiwa, gerak fisik, serta diskusi bersama. Setiap peserta pelatihan akan mendapatkan pegajaran dan pengalaman yang baru dalam pelatihan dan bisa bertanya langsung kepada pelatih. Pelatih yang mengisi pun akan selalu berbeda di tiap pelatihannya. Peserta bisa sharing apa saja yang ingin dibagikan.
     “Saya harap pelatihan ini akan terus memberikan pengetahuan yang baru mengenai keaktoran dan teater dan bisa mendekatkan hubungan emosional antar anggota di PR. IPNU IPPNU Tegalsambi.  Siapa pun yang berminat bisa bergabung bersama kami,” ujar Arif Rohman (Ketua IPNU).

IPNU dan IPPNU Tegalsambi Suguhkan Pagelaran Seni Teater Saat Opening Upacara Tradisional Perang Obor

Pagelaran Teater merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan jiwa kreativitas dan solidaritas remaja. Melalui kegiatan ini, remaja dilatih untuk berkreasi dan bekerjasama. Secara tidak langsung, kegiatan ini diharapkan pula dapat meningkatkan kepedulian remaja pada situasi zaman, mengiventarisasi persoalan, dan mencari jalan pemecahan secara arif dan tepat.
Pengadaan Sanggar seni Teater Obor merupakan salah satu bentuk perhatian PR. IPNU-IPPNU Tegalsambi sebagai salah satu upaya menumbuhkan jiwa kreativitas dan solidaritas remaja, serta menghidupkan seni teater di desa Tegalsambi. Proses kreatif  ini membutuhkan sebuah bentuk kerjasama yang saling berkaitan dan membutuhkan pula kesadaran dan rasa tanggungjawab sebagai komitmen yang diputuskan dalam sebuah kerja kolektif yang kompak.
Untuk memeriahkan malam puncak pesta rakyat Sedekah bumi yakni Tradisi Perang Obor, kader-kader Nahdlatul Ulama  yang terorganisir dalam Teater Obor mengadakan sebuah Pagelaran Teater Budaya. Teater ini berjudul “Asal-usul Perang Obor” dan ”Entit dan Ragil Kuning” .

(Arif Rohman)

Senin, 15 Juni 2015

Untuk yang Berjiwa Muda



Mohon maaf, bagian yang satu ini husus untuk orang muda, ya sudah, lewatkan saja bagian ini. Tetapi siapapun yang berjiwa muda, tidak harus usianya betul-betul muda, yang berani mengambil cara-cara gila yang akan menjadikannya sukses semudah mungkin, silahkan melanjutkan membaca...
Kita sering bertemu dengan teman-teman yang dihinggapi penyakit “Andi Lau” (antara dilema dan galau). Pasalnya, impian-impian dimasa muda mereka tidak kesampaian. Tumbang sebelum berkembang. Bukan apa-apa, karena mereka hanya sekedar ingin dan ingin. Tetapi tidak menemukan purpose of life. Tentang tujuan dan kebermaknaan hidup yang tertinggi; untuk apa kita ada, peran apa yang kita mainkan di dunia ini, apa warisan yang kita tinggalkan untuk hidup dan kehidupan setelah waktu kita di dunia habis. Coba tanyakan pada diri anda sendiri:
  ”Seandainya Allah SWT mengizinkan saya mencapai apapun yang saya inginkan, apa yang saya putuskan untuk saya capai dalam hidup saya?
Apa yang ingin saya lakukan ?
Apa yang ingin saya miliki ?
 Saya ingin menjadi seperti apa ?
Bagaimana saya akan menjalani hidup saya ?
Lingkungan seperti apa yang saya inginkan ?
Orang seperti apa yang saya inginkan ada di sekeliling saya ?”
Ingatlah bahwa masa muda hanya sesaat dan cepat berlalu. Tak ubahnya pancaran sinar kilat yang sekejap hilang, atau seperti awan di musim kemarau yang lenyap karena sorotan mentari. Masa muda akan menjadi pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab di akhirat kelak, untuk apa usia muda engkau habiskan?
Mumpung darah muda masih mengalir deras, manfaatkan itu terutama untuk hal-hal yang luar biasa. Asalkan legal dan halal. Terkadang orang tua berfikir, beliau bisa mengatur masa depan anaknya dengan pengalaman masa lalunya. Kalau ini terjadi, maka tetap dengarkanlah, walaupun di luar anda melakukan yang menurut anda baik. Bukan mengajarkan pelanggaran, tetapi sekolah kita sudah lain, situasi dan kondisi sudah lain, dan tantangan kita sudah lain. Kalaupun nantinya orang lain memaki anda sinting tetaplah bersikap rendah hati.
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apa bila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (Qs. Al-Furqan: 63)
Tidak perlu anda ambil pusing. Biarkan saja anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Jangankan anda, Nabi pun pernah dimaki-maki gila oleh umat dizamannya. Mereka mengatakan, innaka majnun –sesungguhnya Engkau (Muhammad)benar-benar orang yang gila (QS. Al-Hijr: 6).
Bukankah Lebih dari 2000 tahun yang silam, filusof Aristoteles telah berkata: ”Kejeniusan hampir selalu digelayuti dengan kesintingan!”. Bakan ilmuan Albert Einstein berkata: ”Hidup kekurang-wajaran! Ketahuilah, kekurang-wajaran adalah malaikat pembimbing saya di muka bumi ini!”. Bukankah sesepuh Intel, Andrew Grove, telah berseru, ”Only paranoid survives!” maksudnya hanya yang gila yang bertahan.
Pastinya, kesintingan yang dimaksud disini adalah pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan kreatif yang pelampauhi nalar dan keberanian orang rata-rata. Tidak ada orang normal yang membuat sejarah. Malah sebenarnya, sejarah penuh contoh orang-orang yang melawan pemikiran kolektif. Misal saja, Negri ini mengalami percepatan proklamasi kemerdekaan, itu juga karena desakan orang-orang muda yang nekat. Belum lagi momentum sumpah pemuda.
Memang lebih mudah untuk tidak melakukan apa-apa, untuk mempertahankan status Quo, paling tidak dalam jangka pendek. Orang-orang yang menolak perubahan itu dihinggapi ketakutan pada sesuatu yang tidak mereka mengerti. Meskipun status quo terasa nyaman untuk saat ini, tetapi itu akan mendatangkan penyesalan untuk jangka panjang. Status quo mendatangkan kematian.
Hidup adalah tenang petualangan gagah berani, atau tidak sama sekali. –Helen Keler
Kebanyakan orang meninggalkan hidup ini dengan nyeri terbesar yang dialami seorang manusia yakni penyesalan. Ketika memandang kembali seluruh hidup mereka, mereka berkata, waktu sudah terlambat. Orang terlanjur tua adalah orang yang bermain-main dalam hidupnya, tahu-tahu sadar bahwa waktu main-main sudah habis.
Hidup adalah anugerah. menjadi sukses di usia muda adalah anugerah terindah.
Jadilah anak muda yang selalu memberikan nilai tambah bagi orang lain dan lingkungan dalam keadaan dan kesempatan apapun. Seseorang itu naik pangkat karena diangkat, maka pantaskan diri anda untuk diangkat. Anda harus kelihatan dulu. Jadi, orang yang mempunyai cita-cita besar, harus dilihat juga oleh orang besar. Kalau tidak berada dilingkungan orang-orang besar, usahakan dilihat oleh orang kecil yang jumlahnya besar.
Hal-hal baik datang kepada yang sabar menunggu dan setia pada proses, tetapi tidak menunggu terlalu lama. Maka jemput dan lakukan sesuatu, right now!. Janganlah mengutuk pada kegelapan. Bersegeralah cari lilin, dan nyalakan!.
So..mulai sekarang niatkan langkah kita sebagai ibadah untuk mencapai kemuliaan kelak. Untuk anda yang belajar jangan hanya untuk mendapatkan ijazah, atau niat kuliah hanya untuk mendapatkan gelar sarjana. Bagi yang selama ini niat berorganisasi adalah karena ingin mencari teman atau kekasih, mulai sekarang harus dirubah cara pandangnya dalam melangkah. Niatkan untuk mengabdikan dan mencurahkan kemampuan kita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Rabu, 11 Maret 2015

PR. IPNU IPPNU Tegalsambi Juara 1 Lomba Cipta Puisi Se_Kabupaten Jepara




PIMPINAN RANTING
 IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
DESA TEGALSAMBI
Sekertariat : Gedung Nahdlatul Ulama, Jl. Sunan Mantingan Tegalsambi Jepara
Email: ipnuippnu_tegalsambi@yahoo.com dan Cp : Arif (08977490011)

SUMPAH PEMUDA
Awal dari perjuangan pemuda Indonesia
Untuk satu tujuan dan cita-cita bangsa
Bersatu bersama wujudkan asa
Para pemuda yang tak kenal putus asa
Melawan rintangan yang selalu ada
                   Pedih rasanya waktu itu
                   Disaat Indonesia menangis pilu
                   Tak ada yang bisa membantu
                   Kini kami hadir untuk bersatu
                   Bersatu padamu Indonesiaku
Para pemuda menyatu
Menjadikan kita satu tumpah darah
Satu bangsa dan satu bahasa
Untukmu Indonesiaku
                   Wahai para pemuda pendahulu
                   Yang Telah membuat semua bersatu
                   Dan sekarang  engkau telah tiada
                   Namun gema janji sumpahmu masih meraung
                   Meraung keras diseluruh penjuru sudut bangsa
Pemuda bagai cahaya dan api yang menyala
Pemuda pelopor pembawa obor masa depan
Penggerak nurani tua yang gersang
Engkau kobarkan api semangat yang menggebu
                   Janganlah sampai persatuan ini binasa
                   Hanya karena ego kita terpecah
                   Bersatulah bangsaku
                   Majulah Indonesia
By: Nasihatur Rofi’ah